Monday, October 13, 2008

Mengenal sejarah nabi S.a.w [2]

D. Sumber Pengambilan Siroh Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam
2. Buku-buku Hadits (hadits -hadits Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam)
Adapun erti pentingnya buku-buku hadits dalam pengambilan siroh Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam kembali kepada apa yang terkandung dalam buku-buku tersebut dari kumpulan ucapan, perbuatan, persetujuan dan sifat-sifat beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam baik fisik ataupun akhlak, kerana hadits-hadits tersebut menceritakan kehidupan beliau sehari-hari sehingga memiliki hubungan yang erat sekali dalam pengambilan siroh Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam. Dan tidak diragukan lagi bahawa maddah (isi materi) siroh dalam buku-buku hadits adalah akurat dan wajib di jadikan sandaran dalam pengambilan siroh shalallahu ‘alaihi wa sallam dan didahulukan dari riwayat-riwayat yang ada di buku-buku sejarah dan yang lainnya.
Di antara buku-buku hadits yang penting dan banyak menceritakan kejadian-kejadian sejarah siroh shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah Shohih Bukhori, Shohih Muslim, Jami’ At Tirmidzy, Sunan Abu Dawud, Musnad Ahmad bin Hambal, Sunan An Nasa’i, Sunan Ibnu Majah dan Mushanaf Ibnu Ab Syaibah serta yang lain-lainnya.
Misalnya Imam Bukhori telah memberikan perhatian yang besar dalam hal ini sehingga membuat beberapa kitab dan bab yang khusus menjelaskan sejarah Nabi sebelum dan sesudah diutusnya beliau sebagai Nabi dan Rasul, peperangan dan navigasi militernya, delegasi dan surat menyurat beliau, keutamaan sahabat dan isteri-isteri beliau. Demikian juga Imam Muslim dalam Shohih Muslim seperti kitab al jihad was siar, Fadhooil Nabi, Fadhoil shohabat, Imaroh dan banyak tersebar riwayat-riwayat siroh yang beliau sampaikan dalam kitab tersebut.
3. Buku-buku Syamaail
Buku-buku Syamaail adalah buku-buku yang dikarang untuk menjelaskan sifat-sifat Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam. Buku-buku ini sangat penting dalam melengkapi siroh Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam sehingga sebahagian ulama menulis buku-buku ini terpisah dari buku-buku hadits. Padahal kalau dilihat kembali, sebenarnya sebahagian besar hadits-hadits yang berhubungan dengan hal itu ada dalam buku-buku hadits. Di antara ulama-ulama tersebut adalah Imam At Tirmidzi dalam kitabnya Syamaail Muhammadiyah,yang telah diringkas oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani. Demikian pula Imam Al Baghowi dalam kitab Al Anwaar fi Syamaail An Nabi Al Mukhtar dan Ibnu Katsir dalam buku Syamaail Al Rasul serta Syaikh Muhammad Jamil Jainu dalam buku Quthb Min Al Syamaail Muhammadiyah Wal Akhlaq An Nabawiyah Wall Adab Al Islamiyah yang telah diterjemahkan dengan judul Peribadi dan Akhlak Rasul.
Akan tetapi dalam kitab-kitab ini belum seluruhnya berisi hadits-hadits shohih, sehingga sehingga mengharuskan kita untuk memilah-milahnya kembali. Namun Para ulama pun tidak berdiam diri dalam hal ini, mereka mulai memilah-milahnya sehingga memudahkan kita untuk membacanya, di antara ulama yang telah melakukan hal itu adalah Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani dalam ringkasan beliau di atas dan Syaikh Muhammad Jamil Zainu dalam buku beliau tersebut.
4. Buku-buku Dalaail An Nubuwah
Buku-buku ini adalah buku-buku yang dikarang untuk menjelaskan bukti kebenaran kenabian dan mukjizat-mukjizat yang terjadi padanya. Di antara buku-buku ini adalah kitab Dalaail An Nubuwah karangan Abu Nu’aim Al Ashbahani dan Dalaail An Nubuwah karangan Al Baihaqi. Demikian juga Imam Suyuthi menulis kitab Al Khoshooishul Kubro. akan tetapi kitab-kitab ini pun membutuhkan satu perhatian yang sangat serius agar lebih dapat di manfaatkan.
5. Buku-buku Maghozy dan Siroh
Buku-buku Maghozy ini menampilkan kejadian-kejadian siroh Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam, peperangan beliau, pengiriman saraya (pasukan perang yang tidak dipimpin langsung oleh beliau/Navigasi militer) dan marhalah (tingkatan) dakwah beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam dan buku-buku ini merupakan referensi (rujukan) yang sangat penting dalam mempelajari siroh Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Demikian juga buku-buku siroh yang khusus menjelaskan siroh Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam telah dikarang oleh para ulama sejak abad pertama hijriah, dan di antara ulama-ulama pertama yang terkenal memiliki perhatian khusus dalam penulisan siroh secara umum adalah: Abdulloh bin Abbas (Wafat tahun 78 H), Sa’id bin Sa’ad bin Ubadah, Sahl bin Abi Hatsmah (wafat di zaman Muawiyah), Urwah bin Zubair (wafat tahun 92 atau 94 H), Said bin Musayyib (wafat tahun 94 H), Abban bin Utsman bin Affan (wafat tahun 87 atau 105 H) dan Abu Fadhoolah Abdulloh bin Ka’ab bin Maalik Al Anshori (wafat tahun 97 H). Dan dalam abad kedua Hijriah: Al Qashim bin Muhammad bin Abi Bakr As Shiddiq (wafat tahun 107 H), Wahab bin Munabbih (wafat tahun 114 H), Syarahbiil bin Said (wafat Tahun 123 H), Abu Ruh Yazid bin Rumaan Al Asady (wafat tahun 130 H), Abul Aswad Muhammad bin Abdur-Rahman bin Naufal Al Asady (Wafat tahun 131 H), Abdullah bin Abi Bakr bin Hazm (wafat antara tahun 130 - 135 H), Musa bin Uqbah (wafat tahun 141 H), Muhammad bin Ishaaq Al Muthaliby (wafat tahun 151 H), Yunus bin Yazid Al Aily (wafat tahun 152 H), Ma’mar bin Rasyid Al Bashri (wafat tahun 154 H), Abu Ma’syar As Sindy (wafat setelah tahun 170 H), Abu Ishaaq Al Fazaary (wafat tahun 187 H) dan Al Walid bin Muslim Ad Dimasyqi (wafat tahun 195 H). Sedangkan dalam abad ketiga hijriah muncul ulama-ulama siroh seperti: Muhammad bin Umar Al Waqidi (wafat tahun 207 H), Abdurrozzaq bin Hammaam As Shon’ani (wafat tahun 211 H), Sa’id bin Al Mughiroh bin As Shoyaad Al Mushishi (wafat tahun 220 H), Ahmad bin Muhammad Al Warroq (wafat tahun 227 H), Muhammad bin Saad bin Manii’ Az Zuhri (wafat tahun 230 H), Muhammad bin Aidz Al Qurasyi (wafat tahun 224 H), Sulaiman bin Thorkhaan At Taimi (wafat tahun 245 H), Hisyam bin Ammar (wafat tahun 245 H), Said bin Yahya Al Umawi (wafat tahun 249 H),dan Umar bin Syabah bin Ubaid (wafat tahun 262 H).
Sebahagian ulama sejarah telah mengklasifikasikan para ulama penulis siroh menjadi beberapa kelompok tingkatan, iaitu pertama, kedua, dan ketiga dengan tokoh-tokoh yang termasyhur dari mereka.
Kelompok tingkatan yang pertama dengan tokoh-tokohnya yang terkenal Abaan, Urwah, Syarahbiil dan Ibnu Munabbih dan buku-buku mereka tidak ada yang sampai kepada kita akan tetapi banyak riwayat-riwayat siroh mereka yang dapat ditemui di buku-buku ulama setelah mereka dan Prof. Dr. Muhammad Musthofa Al A’dzomy mengumpulkan riwayat-riwayat Urwah dalam siroh dengan melalui riwayat Abil Aswad darinya dan dicetak dengan judul Maghozi Rasululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam li Urwah bin Az Zubair bi riwayat Abil Aswad yatiim urwah.
Kelompok tingkatan yang kedua dengan tokoh-tokohnya yang terkenal Abdullah bin Abi Bakar, Ashim, dan Az Zuhri dan buku-buku mereka tidak ada yang sampai kepada kita akan tetapi banyak riwayat-riwayat siroh mereka yang dapat ditemui di buku-buku ulama setelah mereka dan sebahagian penulis dan peneliti siroh Nabi pada masa kini mulai mengumpulkan riwayat-riwayat tersebut dalam satu buku, seperti Dr. Suhail Zikaar mengumpulkan riwayat-riwayat Az Zuhri dari buku-buku yang ada dan memberi judul Al Maghozy An Nabawiyah.
Kelompok tingkatan yang ketiga dengan tokoh-tokohnya yang terkenal Ibnu Uqbah, Ibnu Raasyid, Ibnu Ishaaq, Al Fazaari, Al Waalid, Al Waaqidi, Abdurrozzaaq, Al Mushishi, Ibnu Saad, Al Waraq, Ibnu Aidz, Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Thorkhon, Ibnu Ammaar, dan Al Umawi dan telah sampai kepada kita beberapa juz dari kebanyakan buku-buku mereka,seperti sebagian juz dari Maghozy Ibnu Uqbah dan itu berupa satu bahagian yang ditemukan Edward S. dan diterbitkan dengan terjemahan bahasa Jerman pada tahun 1904 M, beberapa juz dari siroh Ibnu Ishaaq dan yang terpenting adalah bahagian yang terkenal dengan siroh Ibnu Hisyaam kemudian juz yang diberi nama As Siyar wal Maghozy yang diterbitkan dengan tahqiq Dr. Muhammad Hamidullah Al Haidaraabadi dan yang lain ditahqiq oleh Dr. Suhail Zikaar, Sirotur Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam karangan Al Fazaari yang ditemukan dua juz dari kitab tersebut di Universitas Al Qorawiin di Maroko yang akan ditahqiq oleh Dr. Faruuq Hammadah, Maghozy Al Waqidi yang dicetak tiga jilid dengan tahqiq M. John, dan juga sampai kepada kita kitab siroh karya Abdurrozaq yang digabung dengan kitab beliau Al Mushannaf dan itu telah dicetak dan tersebar serta kitab Ath Thobaqaat Al Kubro karya Ibnu Saad yang dicetak dalam tujuh jilid, pada jilid pertama dan keduanya merupakan riwayat siroh Nabi, akan tetapi kebanyakan riwayat-riwayatnya dalam siroh diambil dari gurunya Al Waaqidi dan beliau telah menukil darinya sebanyak 143 riwayat. Demikian juga ditemukan transkrip dari kitab Ibnu ‘Aaidz di Museum Nasional Inggeris di London, transkrip tarikh Ibnu Abi Syaibah di Universiti Islam Madinah.
Akan tetapi dari mereka semuanya ini hanya beberapa saja yang sampai sekarang masih terkenal dan tersohor dalam siroh, di antaranya Ibnu Ishaaq, Al Waqidi dan Ibnu Sa’ad. Khususnya Ibnu Ishaaq yang telah dikenal oleh kebanyakan orang hal itu mungkin disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
1. Penyampaian siroh dengan mengurutkan waktu kejadian (Tasalsul Zamani)
2. Mengumpulkan semua berita yang sampai kepadanya tentang satu kejadian dan membawakannya dalam satu penyampaian tanpa melihat kepada pengkhususan riwayat seorang dari yang lainnya.
3. Keluasan ilmu dan kedudukan serta ketinggian bahasa (kefasihan) beliau dalam penyampaian.
4. Khidmah Ibnu Hisyam dengan menyusun ulang kitab tersebut yang membuat kitab tersebut menjadi lebih baik dan bagus sehingga banyak membuat ulama memperhatikannya dengan meneliti, mensyarah dan memberikan komentar ilmiah kepadanya.
5. Kitab siroh Ibnu Hisyam ini telah diterjemahkan dengan judul Siroh Ibnu Hisyam.
6. Buku-buku yang dikarang dalam sejarah dua tanah suci iaitu Mekkah dan Madinah
Para Ulama telah menulis karangan yang khusus tentang dua kota suci ini dalam rangka menjelaskan sejarah kedua kota ini sebelum dan sesudah islam, sehingga banyak membantu dalam memahami siroh Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga dengan demikian juga merupakan satu referensi (rujukan) yang sangat penting dalam siroh Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Di antara buku-buku tersebut yang telah diterbitkan pada masa ini adalah: Taarikh Makkah oleh Abul Walid Muhammad bin Abdullah Al Azrooqi (wafat tahun 250 H) dicetak dengan tahqiq As Syaikh Rusydi Ash Sholih, Taarikh Makkah wa ma Ja’a fiiha minal Atsar dan kitab Ad Duroh Ats Tsaminah Fi Akhbaril Madinah oleh Ibnu Najjaar, Akhbaar Madinah Rosululloh wa taarikh Makkah oleh Al Faakihani (wafat tahun 280 H), Syifaul Gharam Bi Akhbaar balad Alloh Al Haraam oleh Muhammad bin Ahmad Al Faasi (wafat tahun 832 H) di tahqiq oleh Dr. Umar Abdusalam Tadmuri, Tarikh Al Madinah karya Ibnu Zubaalah (wafat tahun 200 H) dicetak dengan tahqiq Abdul Malik bin Duhaisi, Tarikh Al Madinah karya Ibnu Bakkaar (wafat tahun 256 H), Tarikh Al Madinah karya Umar bin Syabah (wafat tahun 262 H) dicetak oleh As Sayid habib Mahmud Ahmad dengan tahqiq Fuhaim Syaltut, dan buku-buku ini seperti buku-buku yang lainnya dapat dimanfaatkan dengan sempurna dan baik setelah dilihat kembali keabsahan berita yang ada.
7. Buku-Buku Tarikh Umum
Buku-buku ini memaparkan sejarah umat manusia dan negara serta tokoh-tokoh sejarah secara umum sejak sebelum islam sampai di masa penulisnya, seperti Taarikh al Umam wa Ar Rasul wa Al Muluk oleh Ibnu Jarir Aththobary dan Tarikh Kholifah bin Khiyath Al Ushfury (wafat tahun 240 H), Al Badu wa At Taarikh karya Ibnu Thohir (wafat tahun 355 H), Futuuh Al Buldan karya Ahmad bin Yahya Al Balaadzari (wafat tahun 279 H), Tarikh Al Ya’quby karya Ahmad bin Ja’far bin Wahb (wafat tahun 292), Muruj Al Madzhab dan At Tanbiih Wal Isyraaf karya Abul Hasan Ali bin Husein Al Mas’udi, Taarikh Damaskus Al Kabir karya Abul Qashim Ali bin Al Hasan bin Asaakir (wafat tahun 571 M) dan lain-lainnya.
Buku-buku ini merupakan referensi penting dalam memahami siroh Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam kerana menceritakan kejadian-kejadian yang ada pada waktu itu secara umum. Demikian juga kitab Al Bidayah Wan Nihayah karya Ibnu Al Qayim.
8. Buku-Buku Sastra Arab (Adab)
Ini merupakan referensi pelengkap dalam siroh, kerana berisikan syair-syair yang banyak mengisahkan hal-hal yang terjadi di masa-masa Rosululloh dan sekitarnya. Di antara buku-buku tersebut adalah Al Aghoony karya Abul Faraj Ali bin Husein Al Ashbahani, Al Kamil fi Al Lughoh wal Adab karya Al Mubarid, Al Waqf wal Ibtida’ wal Adhdhad karya Al Anbari dan Al Aqdul Fariid karya Abu Umar Ahmad bin Muhammad bin Adurrobih Al Qurthubi.
9. Buku-buku pelengkap lainnya
Buku-buku geografi dan buku-buku yang membahas perkembangan Jazirah Arabiyah dan sekitarnya juga sangat membantu dalam memberikan gambaran jelas keadaan dan kondisi daerah dan sosialnya, sehingga lebih memberi kejelasan hikmah diturunkannya Rosululloh di Jazirah Arabiyah, seperti buku Khashais Jaziroh Arabiyah karya Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid. Di samping buku-buku siroh karya para ulama zaman ini yang sangat banyak sekali.
Inilah referensi-referensi yang bisa kita jadikan rujukan dalam mempelajari siroh shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan melihat kembali keabsahan berita yang tertuangkan dalam buku-buku tersebut. Sudah sepantasnyalah kita memberikan perhatian yang lebih terhadap buku-buku yang menjelaskan keabsahan dan keotentikan berita dan data yang ada padanya dengan tetap melihat kepada metode para ulama islam seputar hal tersebut, mudah-mudah dengan demikian dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kehidupan beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam.

No comments: